Salah satu jenis alat kontrasepsi seperti IUD (intrauterine device) atau alat kontrasepsi dalam rahim (IUDR), memiliki jangka waktu pemakaian yang relatif lama. Yaitu 3-8 tahun. Tapi masalahnya, saking lamanya, si pemakai lupa dan bahkan kebablasan hingga melewati batas waktunya.Sebetulnya tak masalah sepanjang IUD yang dipakai tak mengandung tembaga.

Yang mengandung tembaga pun, jika kedaluwarsa, tak akan memberi reaksi pada tubuh. Cuma efektivitasnya saja jadi berkurang. Kumparan tembaganya tidak akan berfungsi lagi untuk mematikan sperma.Yang justru dikhawatirkan, IUD dengan kandungan tembaga tadi mengalami dislokasi alias "nyelonong" ke rongga perut dari tempat seharusnya yaitu rahim. Ini perlu penanganan segera karena bisa mengakibatkan ileus atau penyumbatan usus disertai nyeri, muntah-muntah, dan kadang demam.

Sebaiknya lakukan kontrol sekali setahun. Minimal untuk melihat terjadi dislokasi atau tidak. Pasien juga biasanya sekaligus diminta melakukan Pap smear untuk mendeteksi kanker mulut rahim sedini mungkin.

RISIKO KEBOBOLAN
Sebetulnya, dalam istilah alat kontrasepsi, ada dua arti kedaluwarsa. Pertama, jangka waktu pemakaian sudah melampui batas hingga mempengaruhi efektivitasnya. Kedua, menyangkut alat kontrasepsi itu sendiri. Yaitu dari mulai dibuat di pabrik, dikemas, dan digunakan. Seperti halnya obat, alat kontrasepsi juga punya batas waktu tertentu. Nah, yang dikhawatirkan adalah jika alat KB yang akan dipakai itu, sudah lewat batas waktunya. Tentu saja tak akan efektif lagi.

Akan halnya efektivitas, IUD umumnya mencapai 96-98 persen. Jadi, masih ada kemungkinan kebobolan kendati persentasenya kecil sekali.Tidak ada kontrasepsi yang 100 persen aman. Salah satu faktor yang bisa bikin bobol,adalah masalah ukuran IUD yang sama atau all size. Padahal, ukuran rahim bisa S, M, dan L. Wanita yang sudah dan belum melahirkan, beda ukuran rahimnya. Akibatnya, pemakai spiral bisa kebobolan.

Tak perlu cemas pula jika kehamilan terjadi sementara spiral masih terpasang. Kehamilan bisa tetap berjalan mulus. Tidak benar anggapan spiralnya bakal menempel di kening bayi. Spiral berada di luar. Persisnya di antara selaput ketuban dan dinding rahim. Sedangkan janin aman berada di dalam kantong kehamilan. Untuk amannya,dokter biasanya menawarkan pasien untuk mengeluarkan atau membiarkan spiral. Kalau dikeluarkan, malah bisa menimbulkan risiko keguguran. Risikonya 50:50. Soalnya, saat IUD ditarik, akan timbul reaksi pada rahim yang bisa menyebabkan keguguran.

Bila dibiarkan di dalam rahim, nantinya spiral akan keluar dengan sendirinya. Oleh sebab itu saat ibu melahirkan, dokter harus memastikan bahwa IUD ikut keluar.

Susuk Canggih
Salah satu jenis alat KB yang kerap lupa "dicopot" adalah susuk atau implant yang biasanya ditanam di bawah kulit tangan. Jangka waktu pemakaiannya bisa sampai 5 tahun. Susuk juga termasuk KB hormonal karena mengandung hormon levonorgestrel yang dibungkus dalam sejenis tabung plastik.

Sifat KB susuk seperti depot yang dilepaskan per hari sehingga lama-lama bisa habis.Agar tak hamil, jumlah minimal levonorgestrel yang dilepaskan sehingga membuat sel telur tidak matang yang harus diperhatikan. Jika susuk kedaluwarsa, tetap tak akan bereaksi dengan tubuh, hanya efektivitasnya yang bermasalah.

Namun susuk masa kini sudah lebih canggih. Kalau dulu yang ditanam bisa sampai 6 tabung untuk jangka waktu 5 tahun, Sekarang cuma perlu satu tabung untuk jangka 3 tahun. Namanya implanon. Bahkan dari penelitian,implanon yang tidak dicopot hingga 5 tahun, tetap berjalan efektif.

Pakai Alat KB Susah Hamil?
Ternyata tidak. Buktinya, ada ibu yang tetap hamil walau pakai alat KB. Kalau setelah alat kontrasepsi dibuka lalu tidak dapat hamil dengan segera, masalahnya adalah karena di dalam tubuh terjadi suatu proses adaptasi.Apalagi kalau yang digunakan KB hormonal. Cara kerja KB ini adalah dengan 'mengganggu' indung telur yang harusnya berovulasi dalam jangka waktu tertentu sehingga tidak berproduksi normal. Makanya, ketika alat KB dilepas, ada suatu periode di mana indung telur harus mencapai kadar untuk melakukan ovulasi.Ini yang memerlukan waktu.

Aneka Jenis IUD
IUD sendiri ada banyak macamnya dan dibagi dalam 2 kategori. Yaitu yang terbuka linear dan tertutup. Bentuk terbuka linear contohnya lippes loop (lebih dikenal dengan spiral), Saf-T-coil, multiload 250, Cu-7, Cu-T, Cu T 380 A dan lainnya. Sedangkan IUD bentuk tertutup, antara lain, Ota-ring, Antigon F, Ragab Ring.

IUD dengan jenis Cu-7, Cu-T, Cu T 380 A atau sering disebut dengan copper, adalah IUD yang mengandung tembaga. Efektivitas IUD ini hanya sekitar 4 hingga 8 tahun. Sehingga disarankan perlu dilepas pada tahun ke-5.

Ujung Benang Mengganggu Suami
Bila istri menggunakan spiral, kadang suami bisa merasakan benang yang terdapat di spiral saat bersenggama. Fungsi benang tersebut sebenarnya untuk marker/penanda. Maksudnya, saat kontrol, dengan melihat benang, dokter akan tahu, spiral masih "aman" di tempatnya. Biasanya yang digunakan adalah benang kenur yang bentuknya mirip tali pancing sehingga bila terkena ujung penis, ada rasa seperti tertusuk.

Sebaiknya, si ibu datang ke dokter agar bisa dilakukan beberapa alternatif tindakan. Bisa dengan cara memendekkan benang atau dilipat lalu dimasukkan ke dalam sehingga benang tetap terlihat namun ujungnya tidak akan mengganggu kenikmatan suami.